Minggu, 16 Oktober 2011

Tentang Angin, Secepat Dia Datang, Secepat Dia Pergi

Ada kalanya, kita dihadapkan pada suatu kondisi kegerahan luar biasa. Terdefenisikan dalam sebuah kejenuhan jangka panjang yang terus menerus menggelayut menemani hari-hari yang tidak bisa kita sebut menyenangkan. Tidak salah. Manusiawi.

Lalu kadang sepi datang. Luar biasa dinginnya. Kamu akan berada dalam ruang paling beku. Bukan diluar. Tapi dihatimu.

dan lihatlah..
Angin datang. Segar. Menyapamu dengan lembut.
Ketika dingin datang dengan tentara kebosanan. Datang angin yang membawa sejenak kehangatan. Lalu kita terbuai.............

Tidak lama. Bahkan tanpa Engkau ketahui. Dia akan segera pergi. Dia bisa pergi kapan saja. Dalam tidurmu, dalam mimpimu, dalam khayalanmu paling konyol. Tanpa pamit, tanpa melambai. Hilang.
Begitulah dia, Sang Angin.

Lepaskan saja. Biarkan saja. Akan ada waktunya kebosanan akan bosan padamu. Akan ada waktunya musim yang menghangatkan bagian hatimu. dan lihatlah.. Engkau memang benar-benar tidak memerlukan angin sekarang.

Untuk yang selalu menghangatkanku. Terimakasih.


Nink Telaumbanua

Minggu, 04 September 2011

Foto Masyarakat Nias Masa Lampau: Aktifitas Masyarakat


Berburu

Menarik Batu besar dari sungai

Aktifitas Perdagangan

Gereja Pertama Gunungsitoli di Hilina'a

Gereja BNKP Gunungsitoli 1

Latihan Pertempuran
Sumber : Tropenmuseum royal

Sabtu, 03 September 2011

Film India Pada Malam Sabtu Yang Membosankan

Malam ini adalah malam membosankan. Tidak keluar rumah sama sekali dan tidak melakukan apa-apa. Rasanya mau mengakhiri semuanya. Tiba-tiba terpikir untuk nonton tv, lumayan daripada "membeku". Ada film India di salah satu chanel tv, awalnya tidak tertarik. Tapi justru karena ada yang menyanyi dan menari, jadi tertarik. Alasannya saya merasa terhibur. Dan... akhirnya saya mengikuti alur ceritanya.


Cerita film ini memang cukup dramatis.  Seorang suami yang bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Masalah menjadi rumit ketika wanita tersebut berusaha menggoda dan menuduhnya telah memperkosanya.Keadaan makin parah ketika barang bukti dicuri dan pengacara sang suami dicelakai.  Lalu tampilah sang istri yang membela suami dihadapan pengadilan. Sang istri yang cerdas berusaha mengumpulkan semua bukti dan berhasil memenangkan pengadilan untuk suaminya.


Pelajaran luar biasa telah saya dapatkan dari film yang tidak sengaja saya tonton itu. Terutama bagaimana seorang wanita mempunyai BATAS dan bagaimana menjadi ISTRI yang seharusnya. Batas dalam maksud moral dan menjadi istri yang lebih dari sekedar luar biasa. Menjadi istri tidak hanya berkecimpung tentang urusan dapur dan tetek bengeknya tetapi tentang kesiapan dalam menghadapi apapun termasuk situasi yang paling tidak diinginkannya dalam hidup. Bagaimana membangun mental, kepercayaan, menerima dan mencintai suami apa adanya lengkap dengan masa lalunya yang kacau serta membela suami dengan strategi ala wanita seutuhnya. Alhasil, dia berhasil memenangkan semuanya.

Istri baik yang membela suaminya akan  menjauhkan suaminya dari Dewa Maut sekalipun...



Nink Telaumbanua 

Senin, 29 Agustus 2011

Melihat Kehidupan Masyarakat Nias Masa Lampau


 Masyarakat Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono artinya anak/keturunan; Niha artinya manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö artinya tanah/Pulau). Berikut foto-foto masyarakat Nias zaman pemerintahan kolonial Belanda.










Sumber: TropenMuseum Royal

Rabu, 24 Agustus 2011

Aku Hanyalah Pengagum

Karena aku............

- Aku rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk melihatmu di dunia yang disebut maya.

- Membuka profilmu setiap hari bahkan setiap menit hanya untuk mengetahui engkau sedang apa dan keadaanmu seperti apa. Aku berharap setiap saat kamu bahagia

-Aku diam-diam melihat foto-foto dalam album fotomu dan mengagumi senyummu secara mendalam dan tersenyum dengan tingkah2 konyol yang kau tampilkan disana.

-Aku mengambil satu dari fotomu yang paling baik menurutku dan menaruhnya sebagai wallpaper di ponselku.

-Merindukanmu tengah malam namun tidak tahu harus mengungkapkan kepada siapa. Ujung-ujungnya aku melihat profilmu lagi dan berharap menemuimu dalam mimpi

-Mengkhayal tentangmu di jam-jam paling tersibukku sekalipun

-Berani mengkhayalkan betapa cantiknya wajahmu ketika kamu akan memakai gaun pengantin, bersama ku di atas altar, mengucap janji suci, bulan madu, bahkan catering pernikahan itu. Aku malu...

-Berharap suatu saat engkau akan menjadi pasangan hidupku, menjadi istri dan ibu dari anak-anakku, walau pada akhirnya aku terpuruk karena tahu itu tidak akan pernah terjadi

-Sangat bahagia ketika melihat engkau membalas pesan dan bersedia mengomentari statusku, atau bahkan sekedar menyukai. Itu penghargaan terbesar yang ku terima hari demi hari.

-Mencari informasi sedetail mungkin tentangmu, bahkan mungkin cerita yang sudah lama kamu lupakan, hanya agar mengetahui tentangmu dan dekat denganmu

-Jantungku berdegup kencang saat kamu berkata "Hallo" diujung telepon

-Rindu 25 detik padamu setelah kamu menutup telepon

-Gelisah bukan main saat tidak menerima kabar darimu sedikitpun. Aku mungkin terlihat biasa saja. Tapi ketahuilah ada sesuatu yang retak di dalam, yang tak mungkin terurai lewat kata. Aku tidak mungkin mengakui padamu bahwa aku rapuh.

-Aku mendapat kekuatan serta merta sesaat setelah engkau mengatakan "semangat " kepadaku

..........

dan pada akhrinya hanyalah itu
aku tidak tahu itu cinta atau tidak
aku mengagumimu,
dan itu tidak berakhir hingga saat ini, tidak tahu kapan..

Nink Telaumbanua 


Senin, 15 Agustus 2011

Wanita: Si Cantik

Zaman sekarang perempuan dapat diibaratkan seperti kata-kata Fashionable, Branded, Stylish, Cantik, Manis, Populer, Trendsetter, dsb dsb. Semua berlomba-lomba menjadi yang tercantik, termanis, terstylish, terbranded, dan ter ter lainnya. Berbagai cara pun ditempuh, make up dalam daftar belanjaan nomor satu, baju nomor dua, sepatu nomor tiga. Bahkan tak jarang sepatu stilettos berhak 10cm diajak keliling belanja bulanan, atau memangkas habis alis dan dibuat melengkung dramatis menakutkan. Semua untuk terlihat sebagai wanita cantik.

Wanita yang peka terhadap penilaian pihak luar juga sangat mengagungkan pandangan terhadapnya. Pandangan yang menurut orang lain buruk terhadapnya lalu mencoba memenuhi segala persyaratan yang dapat mengubah pandangan buruk ke baik. Entah pandangan pasangan, teman, sahabat, orang lain, bahkan dunia. Pasangan menolak rambut lurus lalu wanita mencoba mengubah gaya rambut menjadi curly, dan seterusnya. Akhirnya alih-alih untuk mempercantik diri dan menyenangkan diri sendiri malahan memaksakan diri mengubah diri demi sebuah pandangan orang lain.

Tidak salah memang. Itu wajar. Tetapi menghabiskan segenap usaha dan pemikiran untuk mengurusi sebuah pandangan pada akhirnya akan membuat wanita lupa tentang apa yang juga seharusnya "dipercantik". Kesan yang dibuat dibuat untuk menutupi sesuatu ya pada akhirnya hanya membuat wanita tak tampak alami, lalu keanggunan mulai luntur. Yang ada hanya berbagai kepalsuan yang diperlihatkan di depan.

Saya lebih setuju pada wanita-wanita yang berani memperlakukan dirinya untuk secantik yang dia mau atas keinginan diri sendiri. Ini namanya kecantikan yang hidup, Yang berjalan diatas sesuatu yang disebut keanggunan. Wanita-wanita yang meminimalkan persentase pandangan dan menciptakan wanita cantik yang seutuhnya. Anda mengerti maksud saya?


Nink Telaumbanua 

Sabtu, 13 Agustus 2011

Papaku : Fs. Telaumbanua

Ada seseorang yang sangat berharga dalam kehidupan kami. Lahir 50 tahun yang lalu dan sekarang menjadi seorang yang tetap  lahir dalam jiwa kami. Dia masterpiece hasil karya terbesar dari kreator hebat, Semesta.

Ini bukan menceritakan mengenai sebuah figur. Tapi dia Sesuatu. Dia menjelma menjadi inspirasi jenius dalam menempa mimpi-mimpi kami. Kami hidup, kami berkembang, kami tumbuh. Dia memberi kami ruang untuk bergerak sesuai kami. Kami ditempa dalam ruang itu, tapi sesuai dengan apa yang kami mau.

Dia memberi kami hidup. Hitam dan putih. Dalam putih kami bersinar, dalam hitam gelap dia mengawasi. Dia menambahkan sukacita dalam senyum kami. Dia memberi tongkat saat jalan kami licin, dia mengasihi tanpa memberitahu mengapa harus mengasihi.

Dia itu pilar. Pilar dimana kami bertumpu. Pilar yang membentuk pilar-pilar baru yang semakin kuat. Diluar memang tampak seperti lesu, tapi dia terdiri dari rangka-rangka yang lebih kuat dari berlian sekalipun. Sekali-sekali dia menjatuhkan kami, agar kami tahu rasa sakitnya seperti apa. Dan akhirnya menjadi kuat lagi. Berdiri lagi.

Dia tidak menyiapkan sapu tangan saat kami menangis. Kami akan dimaki. Dia akan menepuk pundak kami lalu membiarkan kami pergi, "Keluarlah dan lihatlah itu masa depanmu" . Tidak ada jalan yang tidak bisa ditempuh. Lakukanlah.

Dia keras. Tapi tidak pernah menunjukkannya pada kami. Dia lembut layaknya sutera. Tapi tidak pernah menyatakannya pada kami. Kami akhirnya tahu pada saat apa kami harus lembut dan keras. Dia mengajari dengan cara burung elang. Sekali-kali kami dilayangkan, dijatuhkan lalu ditangkap kembali, kami akhirnya bisa terbang.

Dia bisa tersentuh. Dia menangis saat teringat akan kami. Saat kami tak berdaya. Dia tersedu saat teringat suatu saat kami akan meninggalkannya. Dia terharu jika suatu saat terangnya meredup. Saat dia tidak bisa membagi-bagikan cahayanya.

Dia adalah darah kami. Sesuatu yang menjalar dalam nadi-nadi kami. Dia adalah murni. Nafas kami yang nyata. Sesuatu yang besar yang kami pernah miliki. Syukur kepada Semesta Alam yang memberinya untuk kami.

Dia adalah ayahku. Fs. Telaumbanua.
Happy birthday papa.. We love you. Always be exactly that.




Nink Telaumbanua



Selasa, 09 Agustus 2011

Ada Stasiun di Depan

Sore itu salah seorang temanku curhat masalah skripsinya. Dosen pembimbingnya sepertinya enggan untuk membimbing skripsinya dikarenakan berbagai hal. Saya melihat temanku itu sangat sedih dan putus asa. Raut wajahnya seperti melebihi orang yang baru kehilangan sesuatu yang berharga. Dia kelihatan lelah dan matanya seperti  pasrah sekali.

Lalu ku hibur dia dengan kata-kata motivasiku yang seperti meluncur begitu saja. Aku berkata seperti ini "Tiap-tiap kehidupan manusia ibarat kereta api, kita punya jalan sendiri, tujuan sendiri, beban sendiri dan kapasitas sendiri juga. Kita juga punya stasiun yang wajib kita lewati. Stasiun kebahagiaan dan stasiun kesedihan. Mungkin pada saat ini kamu melewati stasiun kesedihan itu, kami juga pasti melalui itu. Cuma belum waktunya saja. Yakinlah akan ada stasiun kebahagiaan menanti di depanmu. Jangan menyerah"


Saya tidak tahu apakah ada perubahan pada temanku. Apakah dia merasa cukup kuat setelah mendengar hal itu. Yang ku tahu, kata-kata itu justru terpatri dalam benakku. Dan itu justru malah menguatkan aku. Tidak ada alasan untuk lemah lagi. Ada stasiun kebahagiaan sedang menungguku.

Nink Telaumbanua


Jumat, 05 Agustus 2011

Sensi banget ni Orang sama Israel

Saya lagi liat-liat info kecantikan dari sebuah page facebook khusus untuk produk multivitamin. Sesekali page ini memberikan informasi tentang kecantikan. Lalu tiba-tiba ada komentar seorang yang cukup menggelikan buat saya ini dia,

Bahkan untuk informasi yang bermanfaat seperti itupun masih ada aja orang yang nolak mentah-mentah demi sebuah alasan kebencian tidak mendasar terhadap Israel. Ckckck.. Saya mah lebih benci koruptor dibanding Israel..

Nink Telaumbanua

Kalau Seleb Bisa Cerai, Orangtuaku Tidak Bisa.

Infotainment akhir-akhir sedang membahas perceraian salah satu selebritis tanah air yang juga merupakan diva pop. Perceraian yang sudah terhitung untuk ketiga kalinya. 3 kali pernikahan 3 kali cerai. Jelas, mereka tidak mau memberi tahu penyebab keretakan rumah tangga mereka, bahkan terkesan tidak ada masalah. Saya sedikit heran kenapa ekspresi mereka tidak menunjukkan kesedihan sama sekali. Padahal mereka bilang 'ya saya sedih".

Hal tersebut kembali mengingatkan saya pada pernikahan orangtuaku 24 tahun yang lalu. Jika mungkin dibandingkan dengan pernikahan seleb tersebut jelas sangat jauh berbeda dari segi kemapanan dan kesiapan dalam berumah tangga. Ayahku menikah dengan ibuku dalam kondisi miskin, bahkan sangat miskin. Untuk makan saja susah. Parahnya, mereka belum pernah kenal sebelumnya dalam arti belum pacaran sebelumnya. Bagaimana mungkin menikah dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah kenal. Ketemu aja enggak. Belum tau sifatnya kayak apa. Resikonya besar. Bagaimana kalau suaminya ternyata seorang temperamental, pemabuk, penjudi, dan pengangguran? Tapi lihatlah, janji sehidup semati didepan altar 24 tahun yang lalu masih konsisten hingga saat ini. Saya sering melihat ayah dan ibu bercanda dengan menyatakan bahwa dulu waktu mereka nikah, ayahku sangat jelek perawakannya, lalu ayahku akan menimpali dengan mengatakan "tapi sekarang mama yang paling jelek". Harmonis. Dengan demikian kami anak-anaknya tumbuh dengan baik. Seimbang. Sesuai. Dan jelas bahagia.

Kalau mau yang lebih miris. Ada. Pernikahan kakek nenek ku . Kondisinya malah jauh lebih miskin. Kakek juga tidak terlalu peduli dengan rumah tangga dan anak-anaknya. Yang banyak berjuang ya nenek. Rela melakukan apa saja untuk anak-anaknya. Tapi tetap saja ada imbas, anak-anaknya hanya sebagian yang menamatkan sekolah. Sisanya tidak. Tapi tetap, langgeng hingga ajal menjemput kakek. Bahkan ketika penguburan kakek, nenek berkata kepada penggali kuburan " sisakan tempat untukku ya". 


Kenapa bisa harmonis? Kenapa bisa langgeng? Jelas bukan karena tidak ada masalah dalam rumah tangganya. Dalam rumah tangga ayah dan ibuku misalnya, bukan hanya ada masalah tapi sangat banyak masalah. Masalah ekonomi yang serba berkekurangan, judgement sosial yang ditujukan ke ayah, masalah anak-anak, masalah yang juga datang dari keluarga ayah dan saudara-saudaranya, belum lagi masalah pekerjaan ayah kala itu, sampai masalah fitnah juga pernah ada. Luar biasa masalahnya. Dari pernikahan kakek dan nenek juga. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nenek mengatur dan membesarkan ke12 anak-anaknya. 12 sifat berbeda dengan kenakalan yang berbeda. Hebat. Salut buat nenek.

Akhirnya saya berpikir bahwa langgeng atau tidak pernikahan bukan pada eksistensi ada atau tidaknya masalah. Tapi karena Cinta. Lho apa bedanya pernikahan seleb itu dengan pernikahan orangtuaku? Sama-sama ada cinta kok. Bedanya kalo seleb itu cinta sudah ada sebelum pernikahan, ayah dan ibuku baru dapat cinta setelah pernikahan. Lalu apa? Cinta orangtuaku jelas lebih besar dan kuat. Kenapa bisa kuat? Karena cinta sudah terasah oleh banyaknya masalah yang datang bertubi-tubi dalam kehidupan berumahtangga. Semakin banyak masalah cinta juga semakin kuat karena diselesaikan bersama-sama. Cinta orangtuaku tidak relatif. Tapi absolut. Masalah yang datang bukan dijadikan masalah, tapi tantangan. Pernikahan orangtuaku kembali pada esensi pernikahan yakni KASIH. Bukan kepada kecocokan semata. Karena ada cinta, kesadaran, kepercayaan dan tanggung jawab akan ada, apalagi untuk cinta yang sudah terasah, sudah kuat. Maka ketika ada masalah lain datang, tidak ada alasan untuk mengakhiri begitu saja tapi ayo berjuang lagi. Habis sudah biasa menyelesaikannya.

Beda sekali dengan pernikahan seleb kawin cerai  yang mengagung-agungkan cinta sesaat. Cinta karena kecocokan. Alhasil cinta menjadi semu. Senantiasa mengandalkan kekuatan semu untuk memulai dan mengakhiri semuanya. Materi misalnya. Toh juga semua bisa dibeli, nikah jadi gampang. Cocok ya kawin. Ketika ada masalah, tidak diselesaikan dengan bersama-sama. Hanya ada satu jalan. Perceraian.


Semoga saya bisa belajar.

Nink Telaumbanua



Rabu, 03 Agustus 2011

Ceritanya Kita Sudah di Kontrakan Baru :D

Pagi ini, aku terbangun di penghujung mimpiku dan... menyadari bahwa yah aku sudah berada di lingkungan berbeda. Aku masih hidup. Ku lihat temanku, oh dia masih tertidur. Aku ditelpon , "apa kabar" tanyanya di ujung telpon. Sudah seperti itu selalu saja, Khas. 

Dan ini lah dia . Kontrakan baru yang sederhana. Sangat jauh sederhana dibanding kontrakan sebelumnya. Kalau dulu berbentuk rumah dengan 3 kamar, lengkap dengan dapur, lantai yang sangat bagus, dan kamar mandi yang besar. Sekarang harus sempit-sempitan dengan brothers yang posturnya tubuhnya panjang-panjang. Kamar berbentuk rumah atau mungkin rumah yang berbentuk kamar dengan besar sekitar 6 x 4 meter. Tidak ada kamar. Dapur seadanya. Dan hanya ada 2 pintu . Pintu kamar mandi dan pintu masuk depan. Awalnya saya berpikir, itu terlalu sempit buat kami bertiga. Tapi didorong rasa kasihan melihat orangtua harus mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk kontrakan, akhirnya saya mulai terbiasa. Atau mungkin lebih tepatnya membiasakan diri.

dan ya,, pintunya seakan-akan mengatakan WELCOME . 

Hari ini dan seterusnya akan ada cerita-cerita baru. Akan ada kenangan yang baru. Seperti rumah lama yang menyimpan banyak kenangan. Banyak. Akan ada interaksi baru dan akan ada orang-orang baru. Saya tahu saya akan sangat merindukan rumah yang lama. Tapi akan selalu berusaha untuk mencintai rumah baru.

Rumah kontrakan baruku,
akan kujadikan engkau tempat menahbiskan memori sepanjang sisa waktuku disini
akan kujadikan engkau mesin pencetak kenangan-kenangan baru.

Semangat! 


Selasa, 02 Agustus 2011

Sejarah Blog Ku

4 bulan yang lalu (atau mungkin lebih) dengan segenap usaha merengek pada pacar,Wellman, untuk dibuatkan blog.  Maklum aku masih childhood untuk urusan beginian (baca GAPTEK). Semakin lama rasanya ada ketertarikan yang sangat  kuat untuk bisa blogging. Capek nulis di notes facebook. Ga bisa muntah-muntah sepuasnya rasanya. Hari demi hari berlalu. Tidak ada kabar. Besoknya ditanyakan eh katanya mau konsul,sibuk skripsi, de el el, ujung-ujungnya "sabar ya sayang" terpaksa keluar dari mulutnya.. hmmfgh

Dengan sedikit kecewa dihati,saya mulai googling caranya buat blog.. dan malam ini saya berhasil buat blog saya sendiri. Merdeka!!. Tampilannya emang masih miskin banget yagh, tapi ga apa-apa lah. Malam ini sudah bisa tidur nyenyak (Lebay)

Intinya, blog ini akan saya jadikan tempat mengeluarkan uneg-uneg dan tetek bengeknya. Penting ga penting, who cares juga? Yang penting menulis.

dan untuk pacarku Wellman, tenanglah
aku masih mencintaimu. :)