Senin, 15 Agustus 2011

Wanita: Si Cantik

Zaman sekarang perempuan dapat diibaratkan seperti kata-kata Fashionable, Branded, Stylish, Cantik, Manis, Populer, Trendsetter, dsb dsb. Semua berlomba-lomba menjadi yang tercantik, termanis, terstylish, terbranded, dan ter ter lainnya. Berbagai cara pun ditempuh, make up dalam daftar belanjaan nomor satu, baju nomor dua, sepatu nomor tiga. Bahkan tak jarang sepatu stilettos berhak 10cm diajak keliling belanja bulanan, atau memangkas habis alis dan dibuat melengkung dramatis menakutkan. Semua untuk terlihat sebagai wanita cantik.

Wanita yang peka terhadap penilaian pihak luar juga sangat mengagungkan pandangan terhadapnya. Pandangan yang menurut orang lain buruk terhadapnya lalu mencoba memenuhi segala persyaratan yang dapat mengubah pandangan buruk ke baik. Entah pandangan pasangan, teman, sahabat, orang lain, bahkan dunia. Pasangan menolak rambut lurus lalu wanita mencoba mengubah gaya rambut menjadi curly, dan seterusnya. Akhirnya alih-alih untuk mempercantik diri dan menyenangkan diri sendiri malahan memaksakan diri mengubah diri demi sebuah pandangan orang lain.

Tidak salah memang. Itu wajar. Tetapi menghabiskan segenap usaha dan pemikiran untuk mengurusi sebuah pandangan pada akhirnya akan membuat wanita lupa tentang apa yang juga seharusnya "dipercantik". Kesan yang dibuat dibuat untuk menutupi sesuatu ya pada akhirnya hanya membuat wanita tak tampak alami, lalu keanggunan mulai luntur. Yang ada hanya berbagai kepalsuan yang diperlihatkan di depan.

Saya lebih setuju pada wanita-wanita yang berani memperlakukan dirinya untuk secantik yang dia mau atas keinginan diri sendiri. Ini namanya kecantikan yang hidup, Yang berjalan diatas sesuatu yang disebut keanggunan. Wanita-wanita yang meminimalkan persentase pandangan dan menciptakan wanita cantik yang seutuhnya. Anda mengerti maksud saya?


Nink Telaumbanua 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar