Selasa, 09 Agustus 2011

Ada Stasiun di Depan

Sore itu salah seorang temanku curhat masalah skripsinya. Dosen pembimbingnya sepertinya enggan untuk membimbing skripsinya dikarenakan berbagai hal. Saya melihat temanku itu sangat sedih dan putus asa. Raut wajahnya seperti melebihi orang yang baru kehilangan sesuatu yang berharga. Dia kelihatan lelah dan matanya seperti  pasrah sekali.

Lalu ku hibur dia dengan kata-kata motivasiku yang seperti meluncur begitu saja. Aku berkata seperti ini "Tiap-tiap kehidupan manusia ibarat kereta api, kita punya jalan sendiri, tujuan sendiri, beban sendiri dan kapasitas sendiri juga. Kita juga punya stasiun yang wajib kita lewati. Stasiun kebahagiaan dan stasiun kesedihan. Mungkin pada saat ini kamu melewati stasiun kesedihan itu, kami juga pasti melalui itu. Cuma belum waktunya saja. Yakinlah akan ada stasiun kebahagiaan menanti di depanmu. Jangan menyerah"


Saya tidak tahu apakah ada perubahan pada temanku. Apakah dia merasa cukup kuat setelah mendengar hal itu. Yang ku tahu, kata-kata itu justru terpatri dalam benakku. Dan itu justru malah menguatkan aku. Tidak ada alasan untuk lemah lagi. Ada stasiun kebahagiaan sedang menungguku.

Nink Telaumbanua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar