Jumat, 25 Mei 2012

My Super Mom, My Super Hero


Mama, adalah satu dari sejumlah alasan saya untuk bertahan hidup. Puji Tuhan, di umur yang sudah sampai seperti ini, saya masih bisa merasakan kasih sayang Mama. Di saat beberapa teman saya sudah kehilangan sosok Ibu, saya masih diberikan kesempatan untuk bisa bersama-sama dengan Mama.

Mama, orangnya cantik. Dia punya bentuk tubuh yang tidak pendek-pendek amat. Wajahnya tirus, hidungnya kecil, dan punya kulit yang putih. Secara keseluruhan, Mama cantik. Apalagi di usianya yang sudah menginjak hampir setengah abad,  Mama tidak mengalami obesitas seperti layaknya Ibu-ibu yang lain. Mama, punya tulang punggung yang tegap, ukuran kaki panjang, dan uniknya, bentuk kuku-kuku di jari-jari Mama berbentuk kotak, saya pernah perhatikan hanya beberapa orang saja yang mempunyai bentuk kuku kotak-kotak (umumnya bulat atau lonjong) dan  ini jelas diturunkan dari Kakek, Ayahnya Mama. Kakek orangnya tinggi, matanya sendu tapi sipit, wajahnya tirus, punya garis rahang yang sangat jelas, dan ukuran kakinya mungkin 43. Dan ya, ciri-ciri fisik ini jelas banyak diturunkan kepada kami, cucu-cucunya. Saya dan saudara-saudara saya (semuanya cowok) mempunyai tinggi yang lebih dibanding ukuran rata-rata suku Nias pada umumnya. Saya 164cm, brothers semuanya diatas 175cm, kaki panjang, dan tulang punggung yang panjang juga. Copian wajah Kakek sangat jelas terlihat pada adikku, namanya Bimbo. Dia banyak mendapat jatah kemiripan dari Kakek. 

Dibanding adik saya, saya mendapat sedikit sekali bagian ciri-ciri Mama yang diturunkan. Saya malah punya wajah bulat, pipi tembem, alis yang melengkung, dan bibir yang jauh lebih tipis dari Mama. Saya lebih mirip Bapak saya. Bapak punya wajah bulat, alis melengkung, dahi lebar karena rambut bagian atas sedikit sekali yang tumbuh, dan punya lesung pipi, 2 disebelah kanan dan 1 disebelah kiri. Sama seperti saya, saya mendapat jatah itu juga. Beruntungnya, saya mewarisi kulit Mama yang putih langsat dan kuku kotak-kotak uniknya.
Selain ciri-ciri fisik tersebut diatas, Mama adalah sosok yang sangat mempedulikan penampilan. Mama fashionable, ya itulah. Mama memang terlihat dan mau terlihat berbeda. Selain itu, ciri khas yang sangat kentara dari Mama adalah KEKUATANNYA. Mama sangat kuat, itu benar. Mama bisa melakukan semua pekerjaan. Bahkan yang kita pikirkan seyogyanya dilakukan oleh laki-laki. Saya kadang heran, dari mana Mama mendapat kekuatan super seperti itu. Memasak, mencuci, mengurus Bapak dan Anna, mengurus rumah dan Nenek yang sudah renta, kemudian memberi makan ternak, lanjut dengan mengurus kebun. Saking kuatnya, Mama masih bisa mengangkat galon air. Hal yang sampai sekarang tak pernah bisa aku lakukan. Saya pernah bertanya, “Mama kok bisa sekuat itu?” Dengan entengnya Mama menjawab “sudah biasa, dari kecil terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat”

Mama memang belum menamatkan SD. Tapi beliau jago menghitung dan ....membaca situasi. Karena belum tamat SD, Mama sering sekali rendah diri. Pernah pada saat saya wisuda, rendah dirinya Mama meningkat 300%. Sampai-sampai tidak mau ikut acaranya. Katanya “ Mama malu, mungkin cuma Mama yang tidak punya pendidikan layak, Mama pasti malu”. Akhirnya setelah diyakinkan, Mama akhirnya setuju. Dan menurut pengakuannya, Mama yang malah gemetaran pas namaku disebut sebagai wisudawan dan juga sebagai wisudawan berprestasi. Katanya, rasanya jantungnya mau meleleh. 

Selain itu, Mama mungkin adalah orangtua yang selalu KUATIR. Mama suka sekali kuatir. Bahkan menurutku, kuatirnya Mama sudah masuk taraf lebay. Mama kuatir pada hal-hal yang tidak masuk akal. Misalnya, Mama kuatir pada saat hujan, rumah akan rubuh. Pada saat petir bersahut-sahutan Mama takut televisi meledak, lantai retak, atap terbagi dua. Pada saat handphonenya hang, Mama takut sudah rusak total, atau ketika FPI melakukan aksi anarkisnya, Mama menelpon berkali-kali hanya untuk memastikan anak-anaknya baik-baik saja. Padahal aksi anarkis bukan di daerah Medan. Mama juga takut sekali ditinggalkan, oleh karena itu beliau sering mengucapkan kalimat-kalimat misalnya “ nanti kalo kalian sudah tamat, udah kerja, udah kaya, pasti ga ingat Mama kan? Nanti Mama kalo udah tua pasti diusir dari rumah, iya kan??” Ada-ada saja..
Di samping itu, Mama juga kuatir sekali tentang anak-anaknya. Pada saat saya harus opname di RS karena penyakit maag, Mama yang nangis-nangis. Ketika saya mau sidang skripsi, Mama minta saya didoakan sama satu kampung, ketika mendengar kabar berat badan Adikku Bimbo turun, Mama mengusahakan segenap tenaga dan pikiran untuk mengirimkan telur ayam kampung, uang, dan segala sesuatu yang bisa dimakan ke Medan. Luar biasa..

Meskipun begitu, saya sangat menyayangi Mama. Mama mampu menyeimbangi Bapak yang cenderung pendiam. Dan demi anak-anaknya, Mama rela melakukan apapun untuk mengumpulkan uang, menyimpan, dan sesekali mengirim diam-diam kalau anaknya korupsi sejumlah uang dengan sengaja. Mama bukan tipe yang mau memanjakan anak-anaknya, tapi beliau selalu melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk anak-anaknya. Karena itulah, saya juga mempunyai keinginan yang sama pada akhirnya. Ingin menjadi yang terbaik juga untuk Mama kelak. 



Nink Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar