Jumat, 13 April 2012

Kehidupan Pra Sejahtera setelah Wisuda (Aku masih pengangguran)

Saya masih ingat, sorak sorai kemerdekaan membahana memenuhi seluuh ruang wisuda saat itu. Manusia-manusia berjubah bertopi kebanggaan bergembira ria. Ini baru hidup, hidup yang pantas dirayakan. Ini saatnya. Pantas saja setelah berbulan-bulan memenuhi tuntutan kehidupan keras mahasiswa. Harus menyelesaikan pekerjaan-perkerjaan yang kadang-kadang tidak masuk akal banyaknya, melewati proses uji mental terhadap dosen pembimbing, bergelut dengan buku, berkorban terhadap waktu tidur daaannnnnnn kekurangan uang. Itu pasti.

Kita semua tahu. Bahwa, memang tidak semua orang diberi kesempatan yang sama. Terlepas bahwa seseorang mempunyai jalan keberuntungannya masing-masing. Dan itu terbukti, ketika kita terlepas dari tetek bengek mahasiswa dan masuk kedalam dunia yang sesungguhnya. Dunia yang nyata yang tidak  perlu banyak berpikir menguras otak ketika menghadapai soal-soal mata kuliah yang berkeliaran diantara otak kiri dan kanan. ketika kita tidak boleh terlalu berharap terhadap pena dan laptop, dan bersukacita ketika wifi sedang kencang-kencangnya. Kita kembali untuk membuktikan bahwa kita manusia, BUKAN mahasiswa. Lalu..........

Dunia seringkali tidak berpihak. Terutama waktu. Seidealis apapun, sekeras apapun, toh juga jika tidak beruntung atau anggap saja belum waktunya kita adalah penganggur sejati. Memangnya kenapa? Bukan malunya. Tapi saya benar-benar butuh uang. Uang untuk memenuhi hidup saya yang akhirnya dianggap MANUSIA.
Lalu, ya saya memang sudah berusaha.
Tapi saya masih pengangguran. 

Nink Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar